Keunikan Hari Raya Galungan memang menjadi hal yang paling dicari-cari oleh para wisatawan. Keunikan tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi siapa saja sehingga membuat mereka ingin menyaksikan perayaan hari raya tersebut.
Namun untuk umat Hindu, perayaan Galungan ini mengandung makna sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas dan memotivasi diri agar senantiasa bersyukur kepada Tuhan. Ada banyak tradisi di dalamnya.
Salah satunya yang paling jelas terlihat saat perayaan hari raya ini adalah hiasan janur yang dipasangkan di jalanan sekitar. Hiasan tersebut umumnya terbuat dari daun kelapa atau janur yang diikatkan pada bambu panjang lalu dipasang di pinggiran jalan. Hiasan tersebut bernama Penjor.
Makna Singkat Perayaan Hari Raya Umat Hindu
Selain keunikan Hari Raya Galungan, beberapa wisatawan juga sering bertanya-tanya tentang makna dari perayaan hari raya ini. Memangnya apa sih makna dari perayaan tersebut?
Perayaan tersebut merupakan sebuah perayaan yang diperingati oleh umat Hindu untuk meraih kemenangan Dharma (Kebaikan) untuk melawan Adharma (keburukan atau kejahatan).
Keunikan Hari Raya Galungan
Buat kamu yang penasaran tentang apa saja keunikan Hari Raya Galungan, berikut ini ada beberapa ulasan tentang keunikan dari hari raya tersebut. Keunikan ini dapat dilihat dari tradisi, kegiatan, hingga makanan yang ada di dalamnya.
Baca juga: Makanan Khas Bali yang Selalu Ada di Acara Galungan
Langsung saja ini dia ulasannya:
1. Dilakukan Setiap 6 Bulan Sekali
Perayaan ini dilakukan bukan setiap bulan seperti perayaan lainnya. Hari Raya Galungan dilaksanakan setiap 210 hari sekali atau 6 bulan sekali sesuai dengan ketentuan perhitungan kalender Bali atau adatnya.
Biasanya perayaan ini jatuh pada hari Budha Kliwon Dungulan atau Rabu Kliwon wuku Dungulan.
Pada hari itu Umat Hindu di Bali memaknai sebagai hari kemenangan kebaikan.
Mereka juga meyakini jika hari itu para dewa-dewa akan turun ke bumi. Dan para dewa tersebut akan kembali ke kayangan pada hari ke 10 tepat di hari Kuningan.
2. Adanya Tradisi Ngelawang Barong
Tradisi Ngelawang Barong ini diadakan untuk menyeimbangkan alam dan menjauhkan manusia dari bala serta bahaya. Tradisi ini nantinya akan dilakukan oleh anak-anak kecil yang diiringi tabuhan kenong dan gendang.
Ritual Ngelawang ini dilakukan dengan cara mengelilingi banjar atau desa sembari menarikan tarian Barong Bangkung. Tradisi ini muncul agar bisa mengembalikan ketenangan dan kedamaian di bumi karena adanya gonjang-ganjing dunia, musibah hingga bencana.
3. Terdapat Banyak Penjor
Akan ada banyak tiang bambu penjor yang dapat dilihat oleh para wisatawan atau turis ketika datang saat perayaan Galungan ini berlangsung. Tiang tersebut akan dipasang melengkung pada sudut-sudut jalan.
Penjor merupakan sebuah tiang yang memiliki tinggi sekitar delapan meter yang dihias dengan janur dan dilengkapi dengan hasil bumi. Seperti padi, kelapa, buahan-buahan, dll.
Penjor sendiri merupakan simbol dari naga basukih. Simbol tersebut mempunyai makna sebagai kesejahteraan dan kemakmuran. Selain itu penjor juga dimaknai sebagai simbol gunung yang artinya memberi keselamatan dan kesejahteraan.
4. Terdapat Menu Ngelawar
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, jika bukan hanya tradisi dan kegiatannya saja yang menjadi keunikan Hari Raya Galungan. Tetapi juga hidangan makanannya.
Kuliner yang ada pada perayaan ini juga menjadi hal yang paling dicari-cari oleh wisatawan. Kuliner yang pasti ada yakni lawar, nasi kuning hingga tape ketan.
Kuliner tersebut bisa dinikmati dengan keluarga atau bahkan sering dijadikan sebagai bagian dari sesajen saat sembahyang dilakukan. Ngelawar ini juga bisa dimaknai dengan membuat sayuran dan makanan yang bahannya dari daging dan sayuran khas Bali.
Daging yang biasanya digunakan adalah ayam, kerbau, babi, dan bebek. Namun ada satu yang unik yakni lawar komoh atau darah cair.
5. Terdapat Tradisi Munjung Kuburan
Tradisi munjung kuburan merupakan tradisi mengunjungi kuburan dengan membawa sesajen setelah melakukan persembahyangan pada beberapa pura. Setelah tradisi ini, masih ada serangkaian kegiatan yang dilakukan pada hari Raya Galungan.
Selain itu juga ada tradisi nyekar atau yang dinamakan dengan setra. Tradisi ini dilaksanakan setelah umat Hindu melakukan persembahyangan dan beberapa serangkaian kegiatan Galungan ke berbagai pura keluarga dan leluhur.
Sama dengan tradisi munjung kuburan hanya saja untuk sesajennya, berisi buah-buahan yang dihiasi bunga serta janur. Punjung yang akan dibawa dikhususkan untuk orang yang sudah meninggal dan diletakkan di atas gundukan tanah kuburan.
Ketika membawa punjung tersebut, orang-orang akan mendoakan sanak keluarganya yang telah tiada agar tenang di alam baka. Tak hanya sesajen saja, mereka juga membawakan makanan kesukaan sanak keluarganya ketika masih hidup ke makam.
6. Tradisi Ngurek
Keunikan Hari Raya Galungan ke enam adalah Tradisi Ngurek. Tradisi ini mungkin tradisi yang paling ditunggu bagi penonton perayaan ini.
Pada tradisi ini ada adegan di mana para pemain ngurek ini akan menusuk-nusuk dirinya dengan keris. Para pemain tersebut berada dalam keadaan kesurupan atau trance.
Para pemain yang kerasukan saat melakukan upacara ini diyakini oleh orang-orang sedang dirasuki roh leluhur yang diminta untuk datang dan hadir dalam upacara ini. Hal ini dilakukan agar bisa mensucikan diri sendiri.
7. Tradisi Kain Wastra
Saat perayaan ini akan berlangsung, biasanya umat hindu di Bali akan melalukan beberapa kegiatan. Seperti bersih-bersih di sekitar rumah dan tempat-tempat yang mereka anggap suci.
Setelah itu mereka akan memasang kain Wastra. Wastra merupakan kain yang digunakan untuk menghiasi bangunan suci umat Hindu pada perayaan tertentu.
Selain beberapa keunikan Hari Raya Galungan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan diatas. Mungkin kamu mau menambahkan bila ada yang terlewat?