Tak Hanya Nyepi, Berikut Deretan Upacara Adat di Bali yang Tak Pernah Sepi Peminat

Pulau Dewata tidak saja menawarkan keindahan tapi mereka juga kaya akan tradisi budaya penuh kearifan lokal. Mungkin kita akan sangat familiar dengan Hari Raya Nyepi tapi faktanya mereka miliki beberapa upacara adat di Bali yang tak kalah menarik dan patut dinantikan.

Masyarakat umum melihat hal itu bukan hanya sebagai sebuah tradisi yang penuh daya magis. Lebih dari itu miliki daya tarik tersendiri, khususnya bagai wisatawan yang sedang melancong.

Jangan kaget kemudian bila jelang upacara adat di Bali maka hotel dan penginapan akan penuh sesak. Bila ingin berkunjung maka seyogyanya harus tahu kalender wisata untuk kemudian dicocokkan dengan jadwal liburan.

Upacara Adat di Bali

Sejatinya ada cukup banyak upacara adat di Bali yang bisa dijadikan pilihan. Namun setidaknya ada 7 kegiatan yang sudah hampir bisa dipastikan tidak pernah sepi pengunjung.

Kegiatan ini sedianya berkaitan antara manusia dengan Tuhan. Ada nilai-nilai filosofi yang ingin diungkapkan dengan upacara tersebut. Jadi ketika berkunjung ada baiknya bukan hanya melihat keindahan tapi juga makna yang ada.

Berikut 7 upacara adat di Bali yang bisa dijadikan pilihan saat berkunjung ke pulau tersebut:

1. Upacara Ngaben

upacara ngaben
AP/Firdia Lisnawati

Upacara yang satu ini tentu sudah begitu terkenal. Hal ini karena sering muncul dalam buku-buku pelajaran di sekolah dasar.

Ngaben adalah upacara pembakaran mayat di Bali, menjadi satu tradisi untuk menyempurnakan jenazah kembali ke Sang Pencipta. Upacara ini terdiri dari 3 jenis; Ngaben Sawa Wedana, Ngaben Asti Wedana, dan Swasta.

Mereka yang melakukan Ngaben Sawa Wedana adalah jenazah yang telah diawetkan sebelum pembakaran. Untuk Ngaben Asti Wedana diperuntukkan pada jenazah yang telah dikubur dan Swasta adalah upacara yang diperuntukkan bagi orang Bali yang meninggal di luar daerah atau jasad yang tidak ditemukan.

Tradisi ini membutuhkan biaya yang sangat besar dan pada umumnya hanya dilakukan oleh mereka yang mampu. Sebagai alternatif saat ini ada Upacara Ngaben massal yang didukung pemerintah setempat.

Mengingat upacara ini butuh dana besar maka kegiatannya tidak dapat diprediksi. Namun jauh-jauh hari pada umumnya mereka telah menyiapkan tanggal untuk kemudian dijadikan destinasi wisata khusus.

2. Upacara Melasti

upacara melasti
antara foto/Nyoman Hendra Wibowo

Selanjutnya ada Upacara Melasti yang tak lain adalah upaya pensucian diri maupun benda sakral milik Pura. Tak jarang ada orang di luar Bali yang ikut kegiatan ini.

Dalam kepercayaan Hindu, sumber air murni baik itu danau, laut dan mata air merupakan sumber kehidupan atau biasa dikenal dengan tirta amerta. Mereka yang ingin ikut Melasti akan datang ke sumber air tersebut.

Ciri yang nampak adalah berbusana warna putih dan dilengkapi perlengkapan persembahyangan atau sesaji. Sesaji tersebut merupakan simbol dari Trimurti baik itu Wisnu, Siwa, dan Brahma.
Melasti menjadi salah satu upaya membersihkan diri dengan menghanyutkan segala sifat buruk / jahat ke dalam air. Tak hanya itu saja tapi menjadi upaya untuk membersihkan benda-benda yang disakralkan secara berkala.

Bila ingin melihat keindahan Melasti sangat disarankan untuk datang 3 hari sebelum Nyepi. Jangan lupa pilih hotel di dekat kuil Hindu yang ada di Kuta atau Uluwatu untuk dapat spot terbaik.

3. Hari Raya Galungan

Keunikan Hari Raya Galungan
kumparan.com

Hari raya yang satu ini tentu sudah sangat dikenal masyarakat luas. Hal ini karena tidak dirayakan mereka yang berada di Pulau Dewata saja tapi oleh seluruh umat Hindu dimanapun.

Usut punya usut, Galungan berasal dari bahasa Jawa Kuno dan memiliki arti “menang” atau “kemenangan”. Menjadi tanda bahwa seseorang telah menang melawan kejahatan / keburukan yang ada dalam diri sendiri. Tak hanya itu saja tapi hari raya ini juga menjadi penanda terciptanya alam semesta seisinya.

Yang cukup unik dalam kalender nasional hari raya ini bisa ditemukan 2 kali dalam setahun. Hal ini karena Bali memiliki kalender / penanggalan sendiri dimana Galungan dirayakan 210 hari sekali.

4. Hari Raya Saraswati

upacara saraswati
detik bali/Widyartha Suryawan

Bali menjadi salah satu pulau yang sangat menghargai ilmu pengetahuan. Hal ini ditandai dengan hari raya khusus berkaitan dengan hal tersebut dan masyarakat setempet mengenalnya dengan Hari Raya Saraswati.

Pada hari tersebut mereka akan menyediakan waktu khusus untuk pemujaan Dewi Saraswati yang dikenal sebagai pembawa ilmu pengetahuan di bumi. Dan karenanya pula orang-orang bisa belajar dan menjadi pintar.

Berbagai hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, khususnya kitab dan buku akan didoakan dalam upacara ini. Pada puncak acara pada umumnya dihelat pertunjukkan baik itu pentas tari maupun pembacaan cerita.

5. Upacara Mepandes

upacara mepandes
antara foto/Umarul Faruq

Mereka yang akan tumbuh remaja pun akan menjalani ritual khusus. Kegiatan ini lebih dikenal dengan Metatah atau Mesuguh.

Upacara Mepandes menjadi penanda seorang anak akan masuk masa remaja. Selama upacara berlangsung akan dilakukan pengikisan gigi taring.

Menjadi simbol bahwa hawa nafsu harus dikontrol dan kendalikan. Tak hanya itu saja tapi sifat buruk yang seringkali dimiliki manusia, bisa berupa sifat serakah, cemburu dan amarah.

6. Upacara Ngerupuk

upacara ngerupuk
akurat.co

Hari Raya Nyepi ternyata bukan hanya diisi kegiatan tunggal. Hal ini karena masih ada upacara lain yang lebih dikenal dengan nama Upacara Ngerupuk yang dilakukan satu haru sebelum Nyepi.

Pada upacara ini masyarakat Bali akan memberikan persembahan kepada Bhuta Kala. Bertujuan agar senantiasa terjadi kedamaian saat akan menjalani brata penyepian.

Kegiatan ini ditandai dengan adanya nyala obor di rumah, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu serta membuat suara gaduh dari suara yang dipukul. Puncaknya akan ada pawai ogoh-ogoh yang diarak keliling lingkungan setempat.

7. Upacara Tumpek Landep

upacara tumpak landep
dok pemkot denpasar

Upacara yang tak kalah menarik untuk disaksikan saat ada di bali tentu saja upacara Tumpak Landep. Kegiatan ini bertujuan untuk mensucikan senjata dan atau alat-alat yang ada di rumah.

Bukan dengan diasah atau digerinda tapi dengan memberikan sesaji dan doa-doa. Kegiatan serupa juga bisa ditemukan dibeberapa daerah di tanah air, hanya saja nama dan caranya yang sedikit berbeda.

Kegiatan pensucian ini dilakukan di Pura dan dipimpin langsung oleh pemuka agama. Kegiatan ini bertujuan agar alat yang dimiliki bisa berfungsi optimal dan memberikan hasil / berkah untuk seluruh pemilik / anggota keluarga.

Unik dan menarik bukan, berbagai upacara adat di Bali tersebut bisa menjadi tujuan wisata saat berada di sana. Paling penting adalah jaga etika dan ketahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama kegiatan berlangsung.

Selamat berlibur.